Laman

Agar Berani Bertindak


Agar Berani Bertindak

Oleh :  Ikhwan Sopa



"Segala sesuatu lebih berat di kepala dari pada di pundak."
-Ikhwan Sopa-

Saat FD Roosevelt mengatakan “the only thing we have to fear is fear itself”, ia sebenarnya sedang berkata tentang emosi dari fear dan bukan realitas dari fear itu sendiri. Emosi itulah, yang menyebabkan kecemasan, stress, dan ketidakbahagiaan kita.

Untungnya, kebiasaan untuk berani juga bisa dipelajari, seperti berbagai success skill lainnya. Untuk itu, Anda perlu bekerja secara sistematis dalam rangka menggerus fear Anda.

Brian Tracy memberi segepok tips berikut ini untuk Anda.

Sebagai titik awal, apa yang perlu Anda lakukan adalah memahami berbagai faktor, yang telah menjerumuskan Anda ke dalam ketakutan dan kekhawatiran.

INI PASTI: KETAKUTAN ANDA BERASAL DARI MASA LALU

Ketakutan Anda bersumber dari masa kecil Anda. Bisa juga, ketakutan Anda berasal dari sebuah trauma di masa-masa sesudahnya. Ketakutan yang Anda rasakan sekarang, sumbernya bukan dari sekarang. Sumbernya adalah masa lalu. Semua warisan gelap dari masa lalu itu, akan menciptakan dua jenis ketakutan, yaitu:

1. Takut gagal; dan

2. Takut ditolak.

Ketakutan Anda akan kegagalan, menyisakan satu jenis pemikiran di kepala Anda, yakni:

"Aku nggak bisa, aku nggak bisa, aku nggak bisa."

Ketakutan Anda akan penolakan oleh lingkungan, juga menyisakan satu hal yang sama, yaitu:

"Aku harus, aku harus, aku harus."

Dengan dua "modal dasar" ketakutan itu, berjalanlah hidup Anda dengan segala carut dan marutnya. Mulailah Anda dihantui oleh berbagai hal ini:

- Takut kehilangan uang.

- Takut kehilangan waktu.

- Takut kehilangan hubungan baik.

Itulah "modal disetor" Anda. Modal yang terus tumbuh dan berkembang, menjadi berbagai "badwill" sebagai lawannya "goodwill" serta "disagio" Anda.

Anda akan mulai mengembangkan diri menjadi orang yang hipersensitif. Sensi kata orang. Anda menjadi terlalu peka pada pendapat orang lain, dan Anda menjadi terlalu peka pada kritik. Bahkan, Anda bisa berubah menjadi ekstrimis, dengan tidak mengambil tindakan apapun, hanya karena takut orang lain akan tidak menyetujuinya.

Ketakutan Anda mulai membuat Anda lumpuh. Kening Anda selalu berpeluh. Dan apa yang keluar dari mulut Anda tak jauh-jauh dari keluh.

Ya, Anda menjadi lumpuh dan tertahan di sebuah titik, tanpa merasa mampu melakukan berbagai tindakan konstruktif, untuk mengejar semua impian dan harapan. Anda ragu, Anda terjebak status quo, Anda menunda dan terus menunda. Anda terus mencari alasan demi alasan. Dan dijamin, Anda akan selalu berhasil menemukannya. Anda akan mengalami "hyper-accelerated amortization" terhadap semangat untuk terus maju.

Itu berbahaya, sebab Anda bisa berakhir dengan rasa frustrasi. Dengan tangan dan kaki dirantai. Dengan mata buta. Dengan telinga tuli. Dengan pikiran yang rusak. Dengan hati yang keropos.

Dan, dengan terpenjara oleh sebuah jebakan ganda yang paling mengerikan:

"Aku harus, tapi aku nggak bisa."

"Aku nggak bisa, tapi aku harus."

Anda sudah tak bernyawa sebelum tertusuk pedang.

KETAKUTAN ANDA BERASAL DARI SIKAP MENGABAIKAN

Jika Anda - apalagi sekarang - memiliki informasi yang sangat terbatas, Anda akan cenderung tegang dan merasa tidak nyaman. Tegang dan tidak nyaman, tentang apapun proyeksi hasil dari tindakan Anda.

Ingatlah kembali bagaimana diri Anda. Untuk bidang atau lapangan yang Anda tahu persis seluk-beluknya, parahkan rasa ketakutan Anda? Tidak lah yau...

Era sekarang ini disebut orang dengan era informasi. Sebuah era di mana segala informasi, dikomunikasikan kepada Anda dengan terus-menerus dan tanpa henti, seperti air bah atau tsunami. Jika Anda tidak pandai menyikapinya dengan filtrasi, maka Anda akan terlindas dan tergilas. Tertimbun dan tersuruk jauh di bawah, diguyur milyaran informasi yang terus menumpuk makin meninggi.

Ada contoh yang paling nyata untuk Anda, tentang risiko dari minimnya informasi. Anda, adalah saksi dari salah satu peristiwa paling memilukan dalam sejarah umat manusia. Ingatkah Anda bahwa korban terbesar di bibir pantai saat tsunami Aceh 2004, adalah mereka yang kurang informasi?

Saat tembok air yang pertama menerjang, mereka melihat dengan jelas sebuah pemandangan yang menakutkan. Dengan segala upaya mereka mencoba menyelamatkan diri. Saat air laut jauh menyurut, mereka mengira bahwa bencana telah berhenti. Mereka salah. Saat gelombang kedua dari tsunami itu kembali, mereka menjadi contoh tragis dari situasi yang kurang informasi.

Sikap mengabaikan informasi, akan membangun rasa takut terhadap perubahan. Semua yang berubah adalah bukan kawan, semua perubahan harus dilawan. Anda takut pada apapun yang tidak Anda ketahui. Anda tak mau melakukan apapun yang kategorinya "baru" dan "berbeda".

Untuk membantu Anda, artikel berikut ini - tentang bagaimana orang menjalani perubahan, perlu Anda baca: "Empat Fase Menjalani Perubahan - Take A Shortcut".

KETAKUTAN ANDA BERASAL DARI KONDISI FISIK ANDA

Anda pasti ingat, betapa tidak nyamannya naik pesawat terbang dalam kondisi tidak fit. Hidung pilek, kepala pening, plus pendingin kabin yang seperti freezer di rumah Anda sendiri. Dalam kondisi itu, perasaan Anda akan rusak, bercampur baur dengan segala macam ketakutan dan kecemasan. Saat roda pesawat kembali menyentuh landasan, Anda bisa merasakan betapa hangatnya darah Anda mengalir kembali.

Jika kondisi fisik Anda sedang bagus, penerbangan Anda bisa jadi akan terasa mulus. Saat kondisi fisik Anda kurang fit, Anda lebih terekspos mendekati berbagai rasa takut.

Berikutnya, setelah Anda memahami berbagai faktor yang menjadi sebab ketakutan Anda, silahkan Anda duduk dan mulailah secara obyektif mengidentifikasi, memberi definisi, dan melakukan analisis tentang semua itu.

BERANI BUKAN BERARTI TANPA RASA TAKUT

Mulailah dengan menjawab ini:

"Apa yang saya takutkan?"

Jawablah dengan mengumpulkan segala bentuk "kegagalan" dan "penolakan" yang telah meracuni Anda.

Setiap orang dengan intelektual yang cukup, pasti punya ketakutan akan sesuatu. Apapun itu, entah kondisi fisik, kondisi emosional, atau kondisi finansial, adalah normal adanya. Orang yang berani bukanlah orang yang tanpa rasa takut.

Persoalannya, bukanlah tentang apakah Anda takut atau Anda tidak takut. Percayalah, kita semua punya rasa takut. Dan pertanyaan yang benar adalah, "bagaimanakah Anda berurusan dengan ketakutan itu?"

BERANI ADALAH TERUS MAJU DI DALAM KETAKUTAN

Secara sederhana, orang yang berani adalah mereka yang terus maju di tengah kegalauan berbagai perasaan. Jika Anda menghadapi ketakutan Anda dengan berani, maka ketakutan Anda akan mengkerut dan lalu surut. Berikutnya, apa yang akan tumbuh di dalam diri Anda, adalah rasa percaya diri yang lebih baik.

Jika Anda mencoba melarikan diri dari berbagai ketakutan, ia akan terus tumbuh, dan menunggu waktu untuk mengambil alih kontrol atas apapun aspek hidup Anda.

BERANI ADALAH MENERIMA RASA TAKUT ANDA

Mungkin, Anda harus mulai mempertimbangkan hal ini; ketakutan Anda telah menciptakan energi yang sangat besar untuk selalu melakukan pembenaran dan menutup-nutupi berbagai kesalahan.

Cara terbaik untuk menghindari penolakan, adalah dengan tidak menolak diri sendiri. Maka, mulailah Anda jujur pada diri sendiri, dan mulailah Anda menerima diri.

Kaitkan berbagai ketakutan Anda, dengan pengaruhnya pada cara berpikir dan perilaku Anda. Lalu, urutkanlah semuanya berdasarkan tingkat kepentingan Anda.

Mana sih bentuk ketakutan yang paling mempengaruhi cara berpikir Anda?

Mana ketakutan yang paling membuat Anda tidak mampu bertindak?

Mana yang nomor dua?

Mana yang nomor tiga?

BERANI ADALAH MENJAWAB RASA TAKUT ANDA

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimanakah ketakutan telah menahan Anda dari mengejar cita-cita?

2. Bagaimanakah ketakutan itu bisa membantu Anda?

3. Bagaimanakah di masa lalu ketakutan itu menyelamatkan Anda?

4. Apa untungnya buat Anda, jika ketakutan itu bisa Anda kuasai?


BERANI ADALAH MENJAWAB RASA TAKUT DENGAN BENAR

Ya. Jawaban Anda harus benar. Sebab jika tidak, maka ketakutan itu akan tetap ada, dan bersembunyi menanti saat yang tepat untuk melakukan kudeta.

Jika jawaban Anda benar, maka ia telah menjadi hewan peliharaan yang manis, lucu, dan menjadi kesayangan. Ia selalu ada, selalu terlihat, dan hanya bersembunyi jika ingin bermain-main. Selebihnya, Andalah yang memegang tali kekangnya. Jawaban yang salah adalah bencana Anda berikutnya.

BERANI ADALAH HASIL DARI LATIHAN BERANI

Mulailah melangkah dengan keyakinan. Cobalah sesuatu yang baru atau berbeda. Keluarlah dari zona aman, tanpa jaminan kesuksesan. Mulailah dari yang kecil, mulailah dengan yang sederhana.

Masa depan ada di tangan setiap pejuang. Dan mereka, bukanlah orang yang sekedar mencari aman. Masukkanlah diri Anda ke dalam barisannya. Sebab semakin Anda cari, apa yang Anda sebut keamanan akan semakin menjauhi. Semakin doyan Anda dengan peluang, maka keamanan Anda akan datang.

Tentunya, persiapkanlah perjuangan Anda dengan matang. Sebab, Anda ingin jadi pejuang bukan martir.

Tetapkanlah sasaran dan tujuan, kemudian kumpulkanlah informasi. Bacalah situasi. Risetlah segala kondisi. Buatlah rencana tindakan dengan rinci, lalu ambillah langkah pertama Anda. Percayalah, Anda bisa.

Keberanian Anda yang berikutnya, adalah keberanian untuk bertahan, untuk persisten, dan untuk tetap di situ setelah Anda memulainya. Sekali lagi, bekalnya hanya ini:

- Sabar jika belum sukses.

- Syukur jika sudah sukses.

Teruslah demikian, di sepanjang pendakian Anda. Itulah diri Anda yang pejuang.

Saat berbagai ketakutan mulai mendera Anda lagi. Alihkan mata, pikiran, dan hati, hanya ke target Anda. Belajarlah berimajinasi.

Di tengah jalan, Anda harus mulai belajar tentang bagaimana menghentikan rasa khawatir. Ketahuilah, rasa itu muncul karena sebuah fenomena yang disebut dengan "negative goal setting". Setelah Anda menentukan cita-cita dan target Anda, Anda malah sibuk memikirkan berbagai hal, yang Anda tidak inginkan itu terjadi. Apapun yang Anda khawatirkan, belum tentu terjadi. Akan tetapi, "negative goal setting" akan merusak kesehatan dan emosi Anda, sama parahnya seperti itu telah terjadi.

Kepala Anda cukup sulit untuk diisi dengan dua hal sekaligus. Jika Anda sibuk memikirkan apa yang positif, maka kepala Anda tak akan sempat terisi oleh yang negatif. Dengan bertahan di sisi positif, tanpa Anda sadari, apa yang Anda khawatirkan telah selesai sendiri.

Segala sesuatu lebih berat di kepala daripada di pundak. Belajarlah memperlebar jarak antara ketakutan dan diri Anda sendiri. Hanya dengan begitu, Anda bisa menghadapi takut dengan berani. Dan dengan berani, Anda bisa mengejar cita-cita yang lebih tinggi.

"Segala sesuatu lebih berat di kepala dari pada di pundak."

---oOo---