Laman

Apa Dan Bagaimana Berinvestasi Part II

Sambungan Dari Posting "Apa dan Bagaimana Berinvestasi


BERINVESTASI DI PASAR KEUANGAN

Masyarakat dengan dana terbatas bisa memilih untuk berinvestasi di saham atau obligasi. Sebelum anda memutuskan untuk berinvestasi di aset tersebut, sebaiknya anda membaca prospektus.

INVESTASI LANGSUNG PADA SAHAM: INVESTOR MEMUTUSKAN SAHAM MANA YANG AKAN DIBELI

- Perusahaan Yang Mengelola Aset Fisiknya
Perusahaan menerbitkan saham dan obligasi untuk memperoleh dana bagi kelangsungan bisnisnya. Investor Perusahaan berada dalam lingkup yang lebih besar bila dibandingkan Investor perseorangan, tapi mereka menjalankan fungsi yang sama. Mereka membeli dan mengelola aset untuk meraih keuntungan/profit (penerimaan setelah dikurangi semua biaya).

Saat investor membeli saham suatu perusahaan, investor tersebut dapat menerima pembagian keuntungan dari perusahaan tersebut. Pembagian keuntungan kepada pemegang saham atau shareholder disebut dividen. Namun pembayaran dividen tidak diwajibkan. Manajemen perusahaan bisa memutuskan untuk menggunakan keuntungan tersebut untuk membeli aset lagi atau untuk pemasaran, sehingga perusahaan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk meraih keuntungan yang lebih banyak lagi di masa depan. Atau manajemen perusahaan memilih untuk menggunakan keuntungan tersebut untuk membayar hutang perusahaan. Atau malah tidak ada untung sama sekali, jika biaya lebih besar daripada pendapatan.

Kemungkinan bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan tergantung pada kemampuan manager perusahaan dalam menjalankan bisnis. Saat memutuskan untuk berinvestasi di saham, investor membuat penilaian tentang perusahaan, manajemennya, dan jenis industrinya, seperti misalnya pertambangan atau transportasi. Investor harus memahami tentang bisnis perusahaan, dan yakin bahwa perusahaan tersebut dijalankan secara baik dan memiliki prospek untuk berkembang.


INVESTASI LANGSUNG DI OBLIGASI: INVESTOR MEMUTUSKAN OBLIGASI MANA YANG AKAN DIBELI

- Perusahaan Yang Mengelola Aset Fisiknya
Saat investor membeli obligasi suatu perusahaan, investor menerima pembayaran bunga dari penerbit obligasi sampai dengan jangka waktu tertentu (term of maturity). Dengan kata lain, seorang pemegang obligasi (bondholder) menerima pendapatan tetap dari perusahaan, pada saat yang ditentukan, dan dengan tingkat suku bunga yang telah disepakati.

Berinvestasi di obligasi dianggap lebih rendah risikonya dibandingkan dengan berinvestasi di saham karena adanya pembayaran teratur yang telah disepakati (tidak seperti dividen).

Obligasi juga bisa diterbitkan oleh lembaga pemerintah. Obligasi pemerintah ini dianggap lebih aman daripada obligasi perusahaan. Karena lebih aman, bunga yang dibayarkan menjadi lebih kecil dibanding dengan bunga dari obligasi perusahaan.


INVESTASI LANGSUNG DI REKSA DANA: INVESTOR MEMUTUSKAN REKSA DANA MANA YANG AKAN DIBELI

- Manajer Investasi Yang Memilih Saham, Obligasi, Atau Aset Lain Yang Akan Dibeli

- Perusahaan Yang Mengelola Aset Fisiknya

Sebagian investor tidak memiliki waktu atau pengetahuan yang cukup tentang perusahaan atau lembaga pemerintah penerbit obligasi. Daripada investor salah berinvestasi karena tidak memiliki informasi yang cukup terhadap instrumen investasi, investor cenderung untuk membayar ongkos jasa atau fee ke Manajer Investasi (MI) yang profesional untuk memilihkan obligasi atau saham untuk dimasukkan dalam portofolio Reksa Dana. Risiko berinvestasi di Reksa Dana hampir sama dibandingkan bila kita berinvestasi secara langsung di obligasi atau saham. Oleh karena itu, investor juga bergantung pada keahlian dari MI untuk memilih obligasi atau saham yang tepat (portofolio Reksa Dana).

MI bisa berinvestasi di instrumen selain di saham atau obligasi. Portofolio dana tidak hanya bisa terdiri dari saham atau obligasi. Ketika anda akan berinvestasi di Reksa Dana, anda perlu membaca prospektus (dokumen yang menyediakan informasi tentang Reksa Dana tersebut) untuk lebih memahami mengenai tipe aset, portofolio, dan risiko yang terkandung di dalamnya.


LIKUIDITAS: BISAKAH ANDA MEMPEROLEH DANA ANDA KEMBALI KETIKA ANDA MEMBUTUHKANNYA?

Jika anda menggunakan dana anda untuk membeli rumah atau kendaraan, anda tidak bisa menggunakan uang anda tersebut untuk hal lain kecuali anda menjual aset anda terlebih dahulu. Jika anda menjualnya, nilai uang yang anda terima tergantung dari kondisi pasar dari rumah atau kendaraan anda tersebut.

Aset seperti rumah atau kendaraan secara umum dikelompokkan dalam illiquid aset karena tidak mudah menukar aset tersebut menjadi uang cash.

Saham atau obligasi mungkin menjadi illiquid bila investor kesulitan dalam menemukan investor lain yang ingin membeli ketika mereka akan menjual atau ketika tidak ada kesepakatan harga.

Tujuan dari bursa efek adalah untuk menyediakan likuiditas bagi instrumen investasi. Perusahaan yang menerbitkan saham dan obligasi bisa mendaftarkan efek mereka ke bursa efek. Karena listing di bursa efek meningkatkan likuiditas, efek yang terdaftar di bursa efek biasanya lebih menarik bagi investor. Hanya broker-dealers yang berlisensi yang bisa memperdagangkan efek secara langsung di bursa efek. Investor membayar fee kepada broker-dealer tersebut karena bertransaksi atas nama mereka. Beberapa saham atau obligasi dapat juga diperdagangkan di luar bursa efek atau dengan kontrak pribadi.

Margin Trading: Berhutang untuk berinvestasi

Beberapa investor sangat percaya diri. Mereka berani mengambil risiko tinggi. Mereka berpikir bahwa jika mereka berani berhutang untuk berinvestasi lebih besar, mereka akan mendapat hasil investasi yang lebih besar pula.

Hutang untuk berinvestasi di saham disebut margin trading. Pendekatan ini bisa lebih berhasil di ekonomi yang sedang berkembang karena seiring dengan berkembangnya market share, walaupun tidak ada jaminan bahwa pendekatan ini akan berhasil. Kepemilikan saham tidak selalu diikuti oleh penerimaan dividen dan juga saat saham tersebut dijual tetap dimungkinkan adanya capital losses. Sebagian orang menganggap bahwa hal tersebut adalah strategi dengan risiko tinggi.

Beberapa investor sangat percaya diri. Mereka berani mengambil risiko tinggi. Mereka berpikir bahwa jika mereka berani berhutang untuk berinvestasi lebih besar, mereka akan mendapat hasil investasi yang lebih besar pula.

Hutang untuk berinvestasi di saham disebut margin trading. Pendekatan ini bisa lebih berhasil di ekonomi yang sedang berkembang karena seiring dengan berkembangnya market share, walaupun tidak ada jaminan bahwa pendekatan ini akan berhasil. Kepemilikan saham tidak selalu diikuti oleh penerimaan dividen dan juga saat saham tersebut dijual tetap dimungkinkan adanya capital losses. Sebagian orang menganggap bahwa hal tersebut adalah strategi dengan risiko tinggi.


RINGKASAN: LANGKAH-LANGKAH SEBELUM BERINVESTASI

1. Tetapkan berapa besar dana dan waktu yang anda miliki
Anda bisa memilih untuk menyimpan uang anda di bank dimana anda bisa mengakses uang anda kapan saja.
Berapa banyak uang yang anda simpan di bank dan berapa banyak uang yang akan anda investasikan?


2. Pahami tipe-tipe investasi
Jika anda tidak memiliki waktu atau informasi yang cukup tentang berinvestasi, anda harus benar-benar mempertimbangkan apakah perlu bagi anda untuk berinvestasi.
• Anda harus memahami pilihan-pilihan yang tersedia dan risiko yang terkandung didalamnya.
• Selama anda berinvestasi, anda harus memonitor performanya.
• Anda harus memutuskan kapan anda menjual investasi anda.

Peroleh informasi dari pihak yang menjual dan situs dari pihak yang menerbitkan instrumen investasi tersebut, juga dari situs regulator (Bapepam-LK) dan bursa efek.

Masyarakat sering membandingkan rate of return antara tabungan di bank, deposito berjangka, Reksa Dana serta obligasi dan mengandalkan informasi tersebut untuk membuat keputusan terkait dengan rencana investasi mereka. Tetapi, rate of return hanya sebagian kecil dari informasi yang anda butuhkan ketika anda memutuskan untuk berinvestasi.

Anda juga harus mempertimbangkan risiko bahwa suatu hari anda bisa kehilangan sebagian atau seluruh uang anda. Untuk produk apa saja, dalam situasi dan kondisi apa saja, anda bisa kehilangan uang anda? Dan kira-kira bagaimana situasi dan kondisi tersebut bisa terjadi?

Anda juga harus memahami total biaya yang harus anda keluarkan bila anda membeli instrumen investasi tersebut. Biaya bank berbeda cara penghitungannya dengan biaya jasa Manajer Investasi. Karena anda berinvestasi maka pihak lain (termasuk Manajer Investasi, broker-dealer dan pihak yang menjual produk tersebut) menerima keuntungan dari uang yang anda investasikan, umumnya berupa fee. Sebelum anda memutuskan untuk membeli suatu produk investasi anda harus tahu berapa banyak fee dan biaya lain yang harus anda bayarkan.

3. Pilihlah produk investasi yang cocok bagi anda

Berapa besar risiko yang siap anda tanggung? Bagaimana kemungkinan bahwa anda kehilangan seluruh uang anda akan mempengaruhi posisi keuangan anda? Anda perlu mendiskusikan tentang kesempatan dan risiko dengan pihak lain, termasuk keluarga yang akan dipengaruhi oleh keputusan investasi anda.

Beberapa tipe produk investasi sangat mudah untuk dipahami. Namun ada juga yang sulit untuk dimengerti. Hal itu disebabkan mereka memiliki struktur yang komplek dan memilki beberapa derivative (produk turunan). Sebelum anda memutuskan untuk berinvestasi, anda harus secara seksama memperhatikan dan memahami bagaimana cara kerja suatu produk investasi atau total biaya yang harus anda bayar untuk memiliki produk tersebut atau faktor-faktor yang bisa menyebabkan kerugian.

Ungkapan bijak dalam berinvestasi: Jika anda tidak memahami suatu produk investasi, jangan membeli produk tersebut. Berinvestasilah pada produk yang anda pahami.


4. Gunakan waktu untuk mempelajari pilihan investasi yang ada
Sekali anda memutuskan untuk berinvestasi di salah satu produk, dapatkan informasi yang cukup dan pelajarilah di rumah. Bandingkan produk investasi dari penerbit yang berbeda. Jangan terburu-buru mengambil keputusan.


5. Atur bagaimana anda akan mengelola investasi anda
Susunlah rencana untuk memonitor performa dari investasi anda. Tentukan batasnya. Jika nilainya naik apakah anda akan langsung menjualnya untuk mendapatkan keuntungan? Lalu bagaimana sebaliknya?
Sebagian pihak mengatakan bahwa buy-and-hold-strategy adalah yang terbaik untuk jangka panjang. Setiap kali anda membeli dan menjual efek maka anda akan membayar biaya transaksi, yang kadang jumlahnya cukup signifikan. Usahakan untuk menghindari transaksi yang terlalu sering. Namun tentu saja bahwa buy-and-hold-strategy hanya berlaku jika produk investasi yang anda miliki mempunyai prospek bagus untuk jangka panjang. Anda juga harus memperhatikan pajak yang akan anda tanggung ketika anda menjual dan membeli produk investasi.

BERSAMBUNG , SILAHKAN KLIK DISINI.