Definisi
Epulis
adalah istilah yang nonspesifik untuk tumor dan massa seperti tumor pada gingiva
(gusi). Ada beberapa jenis dari epulis, masing-masing memiliki karakteristik
yang unik dan khas.
Jenis-jenis Epulis
I . Epulis Fissuratum
Definisi
Definisi
Pertumbuhan jaringan ikat
fibrosa yang berlebihan di daerah mukosa yang berkontak dengan tepi gigi tiruan
yang biasanya terlalu cekat dan menekan mukosa. Epulis fissuratum juga sering
disebut inflammatory fibrous hyperplasia, atau denture
epulis.
Pertumbuhan jaringan ikat
tersebut disebabkan oleh iritasi kronik karena pemakaian gigi tiruan, di mana
tepi gigi tiruan menekan daerah gusi yang berbatasan dengan pipi bagian dalam
(alveolar vestibular mucosa). Penekanan tersebut menyebabkan tulang daerah
tersebut terus menerus berubah karena kehilangan tulang, akibatnya dukungan
tulang untuk basis gigi tiruan menjadi tidak stabil. Hal ini lama kelamaan
mengarah kepada terjadinya penonjolan yaitu epulis fissuratum.
Kondisi
ini paling sering terjadi pada orang usia lanjut karena pasien dalam kelompok
umur tersebut banyak yang menggunakan gigi tiruan. Namun masalah ini cenderung
berkurang dengan makin berkembangnya teknologi kedokteran gigi dan meningkatnya
kesadaran pasien untuk menjaga keutuhan dan kesehatan gigi dan mulut sehingga
kebutuhan akan gigi tiruan bisa jadi berkurang. Tampaknya kondisi ini lebih
sering dijumpai pada wanita daripada pria.
Gejala
Lesi yang
tersusun dari jaringan yang berlebihan ini umumnya berupa lipatan hiperplastik
berwarna merah muda, keras dan fibrous. Bagian dalam dan luar dari lesi terpisah
oleh cekungan (groove) dalam yang menandakan tempat di mana tepi gigi
tiruan menekan mukosa.
Epulis
fissuratum jarang terjadi di daerah lingual (bagian yang menghadap lidah), dan
lebih sering dijumpai di bagian depan rahang (anterior).
Ukuran
lesi ini bervariasi. Ada lesi yang berukuran kecil namun ada juga yang luas dan
melibatkan seluruh daerah mukosa (mukosa vestibulum) yang berkontak dengan tepi
gigi tiruan.
Terkadang
iritasi dapat cukup parah sehingga menyebabkan mukosa tampak kemerahan dan
ulserasi, terutama di dasar cekungan di mana tepi gigi tiruan berkontak dengan
mukosa.
Perawatan
Lesi ini
dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi tiruan yang menjadi timbulnya
lesi ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki kecekatan yang baik namun tidak
memberi tekanan berat terhadap mukosa supaya mencegah iritasi yang lebih berat
lagi.
Meski lesi
ini sangat jarang dihubungkan dengan karsinoma sel skuamosa, namun sebagai
tindakan preventif sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikroskopis pada lesi yang
telah dibuang tersebut.
II . Giant Cell Epulis
Definisi
Definisi
Epulis
jenis ini juga sering disebut sebagai peripheral giant cell granuloma,
giant cell reparative granuloma, osteoclastoma and myeloid epulis.
Penyebab pastinya tidak diketahui, namun diperkirakan giant cell epulis terjadi
sebagai respon terhadap suatu cedera. Selain itu, banyak kasus yang pasiennya
mengekspresikan reseptor permukaan untuk hormon estrogen, sehingga timbul
spekulasi bahwa pengaruh hormonal dapat memainkan peranan terhadap perkembangan
lesi ini.
Giant cell
epulis dapat terjadi pada semua umur namun kasus ini paling banyak didiagnosa
pada pasien dalam golongan umur 40-60 tahun, dan terutama terjadi pada
wanita.
Gejala
Lesi
tampak sebagai pembesaran gusi yang muncul di antara dua gigi, kaya
vaskularisasi sehingga mudah berdarah dengan sentuhan dan umumnya berwarna merah
keunguan.
Ukurannya
bervariasi, sebagian besar kasus biasanya berukuran kurang dari 2 cm namun ada
kasus yang ukurannya diameter melebihi 4 cm. Lesi ini dapat tumbuh menjadi massa
yang bentuknya tidak beraturan yang dapat menjadi ulserasi dan mudah berdarah.
Pada beberapa kasus giant cell epulis dapat menginvasi tulang di bawahnya
sehingga pada gambaran radiografis akan terlihat erosi
tulang.
Perawatan
Perawatan
giant cell epulis melibatkan bedah eksisi dan kuretase tulang yang terlibat.
Gigi yang berdekatan dengan epulis juga perlu dicabut bila sudah tidak dapat
dipertahankan, atau dilakukan pembersihan karang gigi (scaling) dan penghalusan
akar (root planing). Dilaporkan angka rekurensi sebesar 10 % sehingga diperlukan
tindakan eksisi kembali.
III. Epulis Kongenital
Definisi
Definisi
Penyebab
dari terjadinya epulis kongenital belum pasti namun para ilmuwan meyakini bahwa
epulis ini berasal dari sel-sel mesenkim primitif yang asalnya dari neural
crest.
Epulis
tipe ini adalah kondisi kongenital yang sangat jarang ditemui, dan terjadi pada
bayi saat kelahiran. Dari penelitian didapati bahwa epulis kongenital lebih
banyak dijumpai pada bayi perempuan daripada laki-laki dengan rasio 8:1, dan
paling banyak terjadi pada maksila (rahang atas) dibandingkan mandibula (rahang
bawah).
Gejala
Pada bayi
yang baru lahir dijumpai massa tonjolan pada mulutnya, biasanya pada tulang
rahang atas bagian anterior (depan). Dari 10% kasus yang dilaporkan, lesi yang
terjadi adalah lesi multipel namun dapat juga berupa lesi tunggal. Ukuran lesi
bervariasi, dari 0.5 cm hingga 2 cm namun ada kasus di mana ukuran epulis
mencapai 9 cm. lesi ini lunak, bertangkai dan terkadang berupa lobus-lobus dari
mukosa alveolar. Bila epulis terlalu besar, dapat mengganggu saluran pernafasan
dan menyulitkan bayi saat menyusu.
Secara
histologis, epulis kongenital mirip dengan granular cell tumor yang terjadi pada
orang dewasa. Perbedaannya adalah pada epulis kongenital tidak rekuren dan
tampaknya tidak berpotensi ke arah keganasan.
Kelainan ini dapat ditemui secara dini saat sang ibu memeriksakan kandungan melalui alat sonography namun diagnosa yang pasti belum dapat ditegakkan.
Kelainan ini dapat ditemui secara dini saat sang ibu memeriksakan kandungan melalui alat sonography namun diagnosa yang pasti belum dapat ditegakkan.
Perawatan
Pada
sebagian besar kasus, epulis cenderung mengecil dengan sendirinya dan menghilang
saat bayi mencapai usia sekitar 8 bulan. Dengan demikian lesi yang berukuran
kecil tidak membutuhkan perawatan.
Lesi yang
lebih besar dapat mengganggu pernafasan dan/atau menyusui sehingga perlu
dilakukan pembedahan dengan anestesi total. Dilaporkan keberhasilan penggunaan
laser karbondioksida untuk mengoperasi lesi epulis yang besar. Dari kasus-kasus
yang ada, kejadian ini tampaknya tidak mengganggu proses pertumbuhan gigi.
IV. Epulis Gravidarum (Tumor
Kehamilan)
Definisi
Definisi
Epulis
gravidarum adalah granuloma pyogenik yang berkembang pada gusi selama kehamilan.
Tumor ini adalah lesi proliferatif jinak pada jaringan lunak mulut dengan angka
kejadian berkisar dari 0.2 hingga 5 % dari ibu hamil. Epulis tipe ini berkembang
dengan cepat, dan ada kemungkinan berulang pada kehamilan
berikutnya.
Tumor
kehamilan ini biasanya muncul pada trimester pertama kehamilan namun ada pasien
yang melaporkan kejadian ini pada trimester kedua kehamilannya. Perkembangannya
cepat seiring dengan peningkatan hormon estrogen dan progestin pada saat
kehamilan. Penyebab dari tumor kehamilan hingga saat ini masih belum dipastikan,
namun diduga kuat berhubungan erat dengan perubahan hormonal yang terjadi pada
saat wanita hamil. Faktor lain yang memberatkan keadaan ini adalah kebersihan
mulut ibu hamil yang buruk.
Gejala
Tumor
kehamilan ini tampak sebagai tonjolan pada gusi dengan warna yang bervariasi
mulai dari merah muda, merah tua hingga papula yang berwarna keunguan, paling
sering dijumpai pada rahang atas. Umumnya pasien tidak mengeluhkan rasa sakit,
namun lesi ini sangat mudah berdarah saat pengunyahan atau penyikatan gigi. Pada
umumnya lesi ini berukuran diameter tidak lebih dari 2 cm, namun pada beberapa
kasus dilaporkan ukuran lesi yang jauh lebih besar sehingga membuat bibir pasien
sulit dikatupkan.
Perawatan
Umumnya
lesi ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya segera setelah ibu
melahirkan bayinya, sehingga perawatan yang berkaitan dengan lesi ini sebaiknya
ditunda hingga setelah kelahiran kecuali bila ada rasa sakit dan perdarahan
terus terjadi sehingga mengganggu penyikatan gigi yang optimal dan rutinitas
sehari-hari.
Namun pada
kasus-kasus dimana epulis tetap bertahan setelah bayi lahir, diperlukan biopsi
untuk pemeriksaan lesi secara histologis. Rekurensi yang terjadi secara spontan
dilaporkan pada 75 % kasus, setelah 1 hingga 4 bulan setelah
melahirkan.
Bila massa
tonjolan berukuran besar dan mengganggu pengunyahan dan bicara, tonjolan
tersebut dapat diangkat dengan bedah eksisi yang konservatif. Namun terkadang
tumor kehamilan ini dapat diangkat dengan Nd:YAG laser karena memberi keuntungan
yaitu sedikit perdarahan.